Senin, 02 Agustus 2021

 

RLBA  Satu Pena Hasilkan Keputusan Strategis

Perkumpulan Penulis Satu Pena diguncang isu kudeta. Berbagai pemberitaan miring di media lokal, menuliskan adanya upaya "Kudeta" terhadap ketua Umum Nasir Tamara, yang menjabat sejak April 2017 lewat Kongres Solo. Pemberitaan dan Meme yang menyudutkan kelompok anggota yang menamakan diri Gerakan Peduli Satu Pena, dipublish oleh kelompok pendukung "Status Quo". Tak ayal perang opini tak berimbang pun terjadi dan mewarnai berbagai media sosial.

Ada Apa Dengan Satu Pena?

Perkumpulan Penulis Satu Pena, merupakan organisasi  yang lahir lewat inisiasi para penulis, seniman, jurnalis, pengusaha dan kurator nasional yang di dukung oleh Badan Ekonomi Kreatif. Diresmikan pada bulan April 2017 di Hotel Aston Solo, lembaga ini berharap bisa membawa perubahan dan meningkatkan kesejahteraan para penulis, seniman dan kurator, serta mengembangkan dunia literasi Nasional. 
Layaknya sebuah perahu, organisasi inipun tak luput dari guncangan ombak. Seiring waktu, riak kecil yang lambat laun membesar, akhirnya tak terelakkan. Dorongan untuk menyelenggarakan Kongres pun semakin besar, hingga bermuara pada  diselenggarakannya Rapat Anggota Luar Biasa Satu Pena (RLBA).

Penolakan terhadap rencana penyelenggaraan RLBA pun dilontarkan oleh Ketua Umum.  Perang opini pun dimulai. Sebagian besar Dewan Pendiri dan Dewan Pengurus merasa perlu untuk melakukan pembenahan administrasi dan legalisasi organisasi.


Meme Pengkritisan Gerakan Peduli Satu Pena Dibuat Oleh Denny JA


Keputusan Strategis Hasil Rapat Anggota Luar Biasa Satu Pena

Minggu, 1 Agustus 2021, terselenggaralah Rapat Anggota Luar Biasa yang diikuti oleh 96 anggota peserta zoom dan 15 orang mewakilkan lewat surat kuasa. Rapat yang berlangsung sehari penuh berjalan damai dan penuh keakraban. 

RLBA Dihadiri Penulis Papan Atas
RLBA dihadiri Para Penulis Besar Nasional


Para Penulis Pendukung RLBA


Pada siaran Pers nya kemarin, Caretakers menyampaikan beberapa keputusan strategis dan revisi AD ART organisasi.
Keputusan strategis yang dimaksud adalah: Pertama, RLBA Satupena tidak menerima Laporan Pertanggujawaban (LPJ) Pengurus karena pengurus, dalam hal ini Ketua Umum Satupena hasil Kongres Pertama Solo, Nasir Tamara, tidak hadir. Untuk penyelesaian lebih lanjut LPJ ini akan dibentuk tim khusus dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Kedua, RLBA Satupena telah menerima, dan disepakati seluruh peserta rapat, Perubahan Anggaran Dasar (AD). Perubahan yang akan disahkan dalam waktu dekat ini juga mencantumkan poin penting, yaitu kepengurusan yang baru akan bersifat kolektif kolegial.

Keputusan ketiga, karena sejak RLBA ini kepengurusan Satupena hasil Kongres Solo dinyatakan demisioner, maka roda organisasi dialihkan kepada Caretaker RLBA Satupena hingga kepengurusan baru terbentuk pada RLBA lanjutan.

Rapat pembahasan mengenai perubahan Anggaran Dasar yang dipimpin Prof S. Margana ini juga menyatakan, RLBA akan dilanjutkan pada pekan depan, tepatnya, Minggu 8 Agustus 2021.

Penyelenggaraan RLBA ini sebelumnya sudah dikomunikasikan kepada pengurus Satupena hasil Kongres Solo. Terjadi dinamika internal, tetapi caretaker yang sudah melaksanakan tugasnya terus melanjutkan RLBA,  yang merupakan bagian dari Rapat Anggota, forum tertinggi organisasi yang sah, yang tercantum di dalam pasal 12 AD yang disahkan notaris.

Meskipun sebelumnya banyak yang mempertanyakan adanya perubahan sebagian AD hasil Kongres Solo dengan AD yang kemudian disahkan notaris, para anggota Satupena yang kemudian menyatakan sebagai kelompok Satupena Peduli tetap berpegang pada AD yang berlaku.

Menembus Jalan Buntu

Digelarnya RLBA Satupena ini ibarat menembus jalan buntu, sebab sebelumnya rencana untuk menggelar Kongres kedua berjalan mulus, tapi menjelang persiapan akhir justru ada krikil dan penentangan. Caretaker RLBA, Mardiyah Chamim, menjelaskan kronologi yang terjadi di Satupena menjelang Kongres dan berubah menjadi RLBA. Kronologi persoalan juga dijelaskan dalam surat tertulis yang disampaikan kepada pengurus Satupena hasil Kongres Solo dan dibagikan di WAG Satupena.

Kelompok Peduli Satupena mengirim surat permohonan kepada Badan Pengurus untuk penyelenggaraan RLBA. Surat dilampiri dukungan dari 100 lebih anggota, yang artinya melampaui 25% minimal yang disyaratkan AD.

Dukungan dibuktikan dengan mengisi daftar kesediaan untuk ikut RLBA. Dalam realisasi, Minggu hari ini, hampir yang semua setuju RLBA benar-benar hadir. Sedangkan yang tidak hadir sebanyak 15 orang mewakilkan kepada anggota lain dalam bentuk surat resmi.

Sejumlah anggota yang hadir, antara lain, Bambang Harimurti, Dewi Lestari, Alberthiene Endah, Mikke Susanto, Hikmat Darmawan, Candra Malik, S. Margana, Fajar Arcana, Warih Wiratsana, Imelda Akmal, Aji Prasetyo, Whani Darmawan, Kanti W Janis, Mardiyah Chamim, Kristin Sammah, Abidah El Khalieqy, Ahmad Fuadi, Sekar Ayu Asmara, Bagus Takwim, Farid Gaban, Geger Riyanto, Kurnia Effendi, Murti Bunanta, Kuss Indarto, Djoko Saryono, Husnu Abadi, Qaris Tajudin, Sihar Ramses, Suradi, Trinity, Yuli Andoyo, Fahd Pahdepie, Yuke Ardhiati, Magdalena Sitorus, Isbedy Stiawan, Dyah Merta, Neni Muhidin, Deasy Tirayoh, dan masih banyak lagi.

Dalam RLBA yang berlangsung lebih dari 6 jam ini, semua peserta menginginkan agar Satupena berbenah dan menata diri, terutama terkait tata kelola keorganisasian yang menyangkut pula program kerja, dan keuangan perhimpunan. RLBA juga sepakat untuk membentuk tim rekonsiliasi menjembatani perbedaan pendapat dengan komunikasi yang lebih baik  demi semakin memajukan Satupena. []


*Hikmat Darmawan*
+62 813-1789-5812

*Mardiyah Chamim*
+62 811-945-912

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();

ASUS OLED WRITING Competition

atau

Intellifluence

Intellifluence Trusted Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Part of BloggerHub

Total Absen


Pengikut