Rabu, 02 Januari 2013

        Wow, liburan lagi!  Hmm...ini adalah waktu yang paling kami tunggu, saat dimana kami bisa merasakan keluarga yang utuh.  Entah berapa kali kami selalu habiskan liburan dengan jalan-jalan ke tempat wisata maupun ke mall.  Sepertinya bukan hal baru bila kami menghabiskan waktu libur kami di luar rumah.

       Libur memang selalu menjadi saat yang menyenangkan bagi kami, meski demikian libur kami tak selalu identik dengan biaya yang besar.  Banyak sahabat maupun keluarga kami yang enggan keluar rumah saat liburan karena faktor biaya, menurut mereka jalan-jalan itu membutuhkan uang (memang tidak seratus persen salah, paling tidak untuk beli bensin dan parkir he.he.he).  Tapi pendapat itu tak berlaku bagi kami.

       Mereka acap melihat kami yang selalu berjalan-jalan seolah memiliki uang yang lebih (alhamdulilah didoakan demikian), padahal tidak gitu juga kalee he.he.he...  Nah liburan kali ini buktinya.  
         Hari itu sebenarnya kami ingin berekreasi ke sebuah pemandian air panas di atas gunung di daerah Pacet Jawa Timur, namun sebelumnya kami ingin menyambangi seorang rekan kami yang tinggal di pucuk gunung di daerah Pandan, Pacet Jawa Timur.  Namanya Dyah Mumpuni.

        Perjalanan menuju rumah kawanku ini sangat menyegarkan pandangan mata.  Hamparan sawah yang hijau serta barisan gunung yang berjejer, jurang dan hamparan ladang ketela membuat mata dan mulut kami tak henti berdecak kagum.  Sungguh tak ada satu pelukis ternama pun yang mampu menyaingi indahnya karya cipta Sang Maha Kuasa Allah SWT.  kami berhenti sejenak untuk mengambil gambar, berfoto sebentar dengan hamparan ladang ketela yang banyak tersebar di sana sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan kembali.



Sesampainya di rumah temanku, kami disambut dengan dua bocah kecil yang ramah Alvo yang ganteng dan Dori yang menggemaskan.  Cerita dan nostalgia pun mengalir, sobatku yang satu ini dari dahulu memang terkenal ngocol abis.  Bicara dengannya tak pernah membuat saya kehabisan bahan.  Benar-benar pertemuan yang menyenangkan.

      Setelah 2 jam ngobrol ngalor ngidul, kami pun pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju pemandian air panas, meski langit sepertinya mulai gelap dan kabut pun mulai turun.  Di tengah perjalanan kami melihat sebuah sungai yang besar yang dipenuhi oleh batuan kali.  Buatku itu adalah pemandangan yang indah dan menarik.  Kami memutuskan untuk berhenti sejenak dan memakan perbekalan nasi bungkus yang kami beli di jalan.




            Kami pun turun menyusuri sungai.  Mungkin bagi penduduk desa yang melihat polah kami sepertinya kami ini sangat aneh.  Maklumlah bagi aku dan anak-anak yang selalu hidup di kota besar, jarang sekali kami melihat pemandangan seperti ini atau sekedar bermain-main di sungai yang memang masih asli.

      Lihatlah polah si kecil Vian dan Farhan, mereka sangat menikmati bermain air di sungai ini, meski tidak seindah waterpark atau pun kolam renang di kota kami, tapi tak bisa dipungkiri bahwa ekspresi mereka menunjukkan keceriaan yang tiada tara terutama buat si kecil Vian yang memang sangat menyukai air.

      Tak hentinya aku harus sedikit histeris saat ia tak sabar ingin menjelajah sungai yang belum kukenali medannya ini.  Sesekali dia terjatuh ke dalam sungai, namun tak menyurutkan semangatnya untuk mengeksplor sungai tersebut.  Bahagia sekali.
         Coba lihat pak Boz sekaligus supir kami yang ganteng, tampaknya ia pun tak mau kalah dengan anak-anak.  Hmm..kayanya nikmat sekali nih pak Boz kita Judistiro, sarapan di atas batu kali yang duduk kokoh di atas sungai.  Enak ya pak Boz?


           Sstt...lihat!  ternyata di sungai ini ada putri duyung juga.  Tapi kenapa putri duyungnya terlihat murung ya?  Ohh...rupanya putri duyung habis patah hati.  Jangan sedih Putri!  Coba tatap masa depan, ada rencana indah yang terbentang luas yang membutuhkan perhatian dan semangat berkobarmu.  Larungkan saja semua dukamu bersama aliran air sungai ini.

Nah, gitu dong!  Akhirnya si putri duyung kembali narsis dan ceria.
          Eh..eh..!  Ngapain tuh jagoan kecilku?  Sepertinya dia melihat harta karun.  Hmm...ternyata dia melihat mata air yang dialirkan lewat pipanisasi.  Aduh..aduh vian...anak ini memang tak bisa melihat air.  Mata air dilihatnya seolah menemukan barang baru dan harta kirun, ups! Harta karun maksudnya.  Amazing ya, nak?




     
      Setelah puas bermain air dan berfoto-foto, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pemandian air panas.  Tapi... Ow...ow!  Langit gelap!  Hujan pun mulai turun perlahan  Sepertinya kami terpaksa harus membatalkan perjalanan kami.  Sebab tempat yang kami tuju sangat rawan longsor bila hujan tiba.  Beberapa tahun silam terjadi peristiwa longsor dan banjir bandang di pemandian yang terletak di puncak gunung ini dan memakan ratusan korban jiwa yang sedang menikmati liburan dengan berendam air panas.  Ngeri ah...!
     
    Sebagai gantinya, kami pun mengajak anak-anak mancing sebentar ditemani si itik yang kesepian ini.  tempat ini adalah salah satu tempat nongkrong favorit kami bila berada di desa pacet ini.  Hmm..hari ini benar-benar hari yang penuh keceriaan yang ditutup dengan hujan-hujanan di jalan yang mulai dibanjiri air hujan.



   
     Nah untuk liburan kali ini, kami hanya menghabiskan biaya bensin Rp. 10.000 untuk si motor pengelana kami dan Rp. 10.000 untuk nasi bungkus yang kami beli di pasar.  Selebihnya kami membawa bekal dari rumah.  Gimana?  Cukup murah bukan?  Tanpa mengurangi kesenangan.
(sst...tapi belum termasuk mancing dan makan siang ya..wkwkwk..)



0

ASUS OLED WRITING Competition

atau

Intellifluence

Intellifluence Trusted Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Part of BloggerHub

Total Absen


Pengikut