Wisata..siapa yang tidak suka? semua anak pasti menyukainya. Berwisata di musim liburan seperti ini menjadi kesenangan yang tidak tergantikan. Setelah satu semester penuh berkutat dengan pelajaran, berwisata dapat menjadi cara penyegaran dan peregangan syaraf-syaraf otak, seperti yang baru saja kami nikmati.
Dua tahun tidak bertemu keluarga membuat kerinduan ini memuncak. Meski hanya berjalan-jalan sebentar di tengah hiruk pikuknya monas di malam minggu anak-anak terlihat senang, rindu pun terpuaskan. Berkumpul dengan saudara-saudara yang jarang ditemui, nenek, pakdhe dan tante menjadi momen langka yang tak terlupakan.
Monas di malam minggu tak ubahnya pasar seni. Berbagai pertunjukkan gratis dan aneka penjual makanan turut menghiasi keindahan tugu berlapis emas yang menjadi simbol kota Jakarta. Atraksi ondel-ondel,dan panggung musik turut memeriahkan suasana monas. Malam itu rasanya mereka cukup puas meski tidak masuk ke arena PRJ.
Banyak hal sederhana yang menarik perhatian anak-anak malam itu. Pendar cahaya emas dan lampu yang menerangi serta kerlip baling-baling menjadi tontonan yang murah meriah bagi mereka. Balon-balon yang bertebaran menghiasi langit malam menambah semarak suasana monas.
Ngeriung! Itulah kami menyebut aktivitas ini. Berkumpul bersama disuatu tempat hanya untuk sebuah kebersamaan sambil menikmati keindahan alam monas. Dinginnya malam tak memupus keinginan kami untuk berjalan-jalan bersama. Meski perut ini melilit dan rasa meriang menjalar ke seluruh tubuh, rasanya sayang sekali untuk melewatkan moment langka ini. Bertemankan segelas kopi hangat dan minuman jahe kucoba untuk mensyukuri nikmat yang tak terbatas ini.
Lihatlah si kecil Favian yang juga tak ingin ketinggalan. Meski tubuh belum fit benar tapi dia ingin ikut menikmati kebersamaan ini. Mejen berlatar keindahan tugu monas. Tak ada satu patah kata yang berbau keluhan terlontar. Semua senang semua happy.
Langit malam itu terlihat begitu indah dan semarak. Balon-balon beraneka warna dan bentuk, kerlap-kerlip lampu dari baling - baling yang dilontarkan anak-anak sungguh membuat pelataran tugu monas ini seperti pasar malam. Bila anda ingin berwisata kesini, sebaiknya mungkin membawa uang secukupnya saja untuk mengendalikan budaya komsumtif yang acap tak terhindari saat melihat barang-barang unik yang dijajakan disini. Baju, mainan, sepatu, jilbab, lampu, kelinci dan berbagai menu makanan khas jakarta terjaja lengkap di taman ini.
Ada satu hal yang menarik perhatianku diantara ratusan pedagang yang ada. Pedagang kue Ape. Mang Kos yang menjajakan kue mirip serabi ini datang dari tanah abang untuk mengadu peruntungan. Bermodalkan 4 kilogram tepung terigu, mang Kos dapat meraih keuntungan hingga 250 ribu rupiah semalam. Satu buah kue Ape dijualnya dengan harga Rp. 1000 rupiah. Kue ini memiliki rasa yang gurih dan manis dengan aroma pandan yang cukup kental. Pinggirannya kering dan sangat disukai oleh anak-anak. Bila berkunjung ke tempat ini mungkin anda bisa mencicipi kue ape mang Kos yang gurih.
0
Dua tahun tidak bertemu keluarga membuat kerinduan ini memuncak. Meski hanya berjalan-jalan sebentar di tengah hiruk pikuknya monas di malam minggu anak-anak terlihat senang, rindu pun terpuaskan. Berkumpul dengan saudara-saudara yang jarang ditemui, nenek, pakdhe dan tante menjadi momen langka yang tak terlupakan.
Monas di malam minggu tak ubahnya pasar seni. Berbagai pertunjukkan gratis dan aneka penjual makanan turut menghiasi keindahan tugu berlapis emas yang menjadi simbol kota Jakarta. Atraksi ondel-ondel,dan panggung musik turut memeriahkan suasana monas. Malam itu rasanya mereka cukup puas meski tidak masuk ke arena PRJ.
Banyak hal sederhana yang menarik perhatian anak-anak malam itu. Pendar cahaya emas dan lampu yang menerangi serta kerlip baling-baling menjadi tontonan yang murah meriah bagi mereka. Balon-balon yang bertebaran menghiasi langit malam menambah semarak suasana monas.
Ngeriung Bareng
Aksi Favian
Berpose di bawah langit monas
Langit malam itu terlihat begitu indah dan semarak. Balon-balon beraneka warna dan bentuk, kerlap-kerlip lampu dari baling - baling yang dilontarkan anak-anak sungguh membuat pelataran tugu monas ini seperti pasar malam. Bila anda ingin berwisata kesini, sebaiknya mungkin membawa uang secukupnya saja untuk mengendalikan budaya komsumtif yang acap tak terhindari saat melihat barang-barang unik yang dijajakan disini. Baju, mainan, sepatu, jilbab, lampu, kelinci dan berbagai menu makanan khas jakarta terjaja lengkap di taman ini.
Ada satu hal yang menarik perhatianku diantara ratusan pedagang yang ada. Pedagang kue Ape. Mang Kos yang menjajakan kue mirip serabi ini datang dari tanah abang untuk mengadu peruntungan. Bermodalkan 4 kilogram tepung terigu, mang Kos dapat meraih keuntungan hingga 250 ribu rupiah semalam. Satu buah kue Ape dijualnya dengan harga Rp. 1000 rupiah. Kue ini memiliki rasa yang gurih dan manis dengan aroma pandan yang cukup kental. Pinggirannya kering dan sangat disukai oleh anak-anak. Bila berkunjung ke tempat ini mungkin anda bisa mencicipi kue ape mang Kos yang gurih.
Mang Kos Penjual Kue Ape
Inilah penampilan kue ape