Posisi Laos dalam negara-negara ASEAN bisa dikatakan belum cukup berperan sejak awal bergabungnya pada tahun 1997. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi geografis Laos yang tidak memiliki pelabuhan laut sehingga mempersulit akses perdagangan. Tentu saja letak geografisnya berdampak pada usaha-usaha pertumbuhan ekonomi yang sedang diupayakan.
Negara
yang pernah dipimpin oleh rezim sosialis ini kini mulai bebenah dan
mempersiapkan diri untuk berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan ASEAN. Salah satunya adalah visi land linked
countrynya. Laos berusaha meningkatkan
keterbatasannya dalam hubungan antar negara dengan mengembangkan kekuatan dan
kestabilan keamanan negara.
Melihat
letak geografisnya yang tidak memiliki pelabuhan, melainkan hanya bandara
penerbangan, kiranya Laos tepat untuk menjadikan sektor kebudayaan sebagai
investasi diplomatik. Menarik kedatangan
para wisatawan mancanegara, pelajar maupun pelaksana pemerintahan di negara
lain untuk datang berkunjung dan mempelajari budaya negeri ini. Langkah yang tepat untuk meningkatkan devisa
negara dan untuk mengimbangi lemahnya sektor perdagangan.
Salah satu aset wisata yang dapat dikembangkan sebagai wisata budaya adalah Luang prabang. Luang prabang merupakan sebuah kota kuno yang terletak di Laos utara dan pernah dipilih UNESCO sebagai situs warisan dunia. Pada jaman Raja Lan Xang kota ini dijadikan sebagai pusat kerajaan, kemudian pada pemerintahan raja Phothisarat administrasi kerajaan dipindahkan ke kota Vienteane. Luang prabang merupakan pusat agama Budha di Laos dan memiliki pesona wisata yang cantik yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik budaya yang menjanjikan. Mengundang banyak wisatawan mancanegara dan domestik.
Di tempat ini kita dapat menikmati indahnya air terjun yang airnya berbuih coklat seperti susu. Menikmati aliran sungai mekong yang terkenal dan mempelajari kebudayaan Budha dan kuilnya yang mengagumkan.
Salah satu aset wisata yang dapat dikembangkan sebagai wisata budaya adalah Luang prabang. Luang prabang merupakan sebuah kota kuno yang terletak di Laos utara dan pernah dipilih UNESCO sebagai situs warisan dunia. Pada jaman Raja Lan Xang kota ini dijadikan sebagai pusat kerajaan, kemudian pada pemerintahan raja Phothisarat administrasi kerajaan dipindahkan ke kota Vienteane. Luang prabang merupakan pusat agama Budha di Laos dan memiliki pesona wisata yang cantik yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik budaya yang menjanjikan. Mengundang banyak wisatawan mancanegara dan domestik.
Letaknya
yang berada pada lintas trans national
crimes yang banyak digunakan sebagai jalur perdagangan narkoba dan
penjualan manusia merupakan landasan yang tepat bagi Laos untuk membuka
hubungan diplomatis dengan negara-negara yang mengelilinginya. Salah satunya adalah dengan kerjasama
keamanan perbatasan dan regional. Pada
sektor ini peran Laos dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah ASEAN akan
sangat penting.
Sayangnya stabilitas keamanan Laos tidak didukung dengan kekuatan dan persenjataan yang mumpuni untuk memerangi jaringan criminal yang ada di perbatasan. Dukungan dari negara-negara ASEAN untuk meningkatkan keamanan jalur perbatasan ini akan sangat bermanfaat dan membantu meningkatnya peran Laos dalam menjaga jalur ini. Salah satu bentuk bantuan negara - negara ASEAN yang bisa diberikan adalah bantuan persenjataan dan latihan bersama dalam penjagaan perbatasan.
Sayangnya stabilitas keamanan Laos tidak didukung dengan kekuatan dan persenjataan yang mumpuni untuk memerangi jaringan criminal yang ada di perbatasan. Dukungan dari negara-negara ASEAN untuk meningkatkan keamanan jalur perbatasan ini akan sangat bermanfaat dan membantu meningkatnya peran Laos dalam menjaga jalur ini. Salah satu bentuk bantuan negara - negara ASEAN yang bisa diberikan adalah bantuan persenjataan dan latihan bersama dalam penjagaan perbatasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar