Kamis, 23 Oktober 2025

 Oleh : Sri Rahayu (Bunda Vian)

Founder Pejuang Mimpi Indonesia, Kota Malang


Salam hangat dari Malang, kota inspirasi yang selalu menyuguhkan kisah-kisah gigih! Saya Sri Rahayu atau yang akrab disapa Bunda Vian, pendiri dari pejuang mimpi Indonesia. Setiap hari saya berinteraksi dengan para penyandang disabilitas anak-anak, dan saudara-saudara saya yang luar biasa, yang mengajarkan saya bahwa kata 'terbatas' hanyalah ilusi yang diciptakan oleh keraguan. Di Pejuang Mimpi, kami meyakini bahwa setiap keterbatasan membawa benih kekuatan unik. Keyakinan ini semakin membara ketika saya bertemu dengan kisah seorang perempuan hebat, yang sunyinya justru menjadi melodi paling menginspirasi: Santi Setyaningsih.

Kisah Santi bukan sekadar cerita tentang bertahan hidup; ini adalah epik tentang pemberdayaan, inklusi, dan kemandirian ekonomi yang ia rajut dengan tangan dan hati. Seperti halnya Santi, Saya pun berkomitmen untuk memberikan ruang dan menjadikan anak anak disabilitas di Pejuang Mimpi mandiri dan berdaya. Semoga semakin banyak Santi Santi lainnya lahir di tengah masyarakat .

Mengantar anak anak disabilitas ke jakarta

Edukasi Ke Masyarakat Tentang Downsindrom 


Sunyi yang Menghadirkan Ruang Baru

Purbalingga, menjadi saksi bisu lahirnya Santi Setyaningsih pada 8 Mei 1991. Sejak kecil, ia menghadapi dunia dalam keheningan, sebagai penyandang disabilitas rungu atau teman tuli. Namun, alih-alih menyerah pada keheningan itu, Santi memilih untuk menguasai komunikasi, bahkan sempat menempuh jalur sekolah reguler dengan segala tantangannya. Kisah ini mirip dengan perjuangan banyak teman-teman di komunitas saya, yang memilih untuk tidak menyerah pada lingkungan yang seringkali belum sepenuhnya ramah.

Titik balik besar dalam hidup Santi, yang menurut saya sangat krusial, adalah ketika ia menyadari bahwa menerima kekurangan adalah langkah pertama menuju kekuatan. Di bangku kuliah Sosiologi Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), setelah sempat bergulat dengan nilai yang merosot, ia akhirnya berani menggunakan alat bantu dengar. Sebuah tindakan kecil yang memiliki dampak besar: pengakuan diri dan kesiapan untuk berinteraksi lebih dalam dengan dunia.

Namun, yang membuat kisah Santi berbeda dan harus kita garisbawahi, adalah bagaimana ia tidak berhenti hanya pada "sembuh" secara akademik atau pribadi. Ia membawa pengalaman sunyinya itu untuk membangun sebuah ruang yang lebih besar bagi orang lain.

Creativeable Project Yogyakarta: Seni Merajut Harapan

Tahun 2017, lahirlah Creativeable Project Yogyakarta (CPY). Bukan sekadar UMKM biasa, CPY adalah usaha sosial yang dipelopori Santi untuk memberdayakan teman-teman difabel. CPY tidak hanya menyediakan pelatihan, tetapi juga lapangan kerja nyata bagi mereka, khususnya teman tuli.

Bayangkan! Dari tangan-tangan yang mungkin tidak bisa mendengar gemerisik ombak, lahirlah produk-produk kreatif seperti totebag dan clay pin yang sarat makna. Ini adalah perwujudan nyata dari filosofi kami di Pejuang Mimpi: keterbatasan fisik dapat dialihkan menjadi keunggulan artistik dan keterampilan teknis.

Saya melihat Creativeable sebagai laboratorium inklusi. Di sana, Santi tidak hanya mengajarkan keterampilan menjahit atau membuat kerajinan, tetapi ia mengajarkan bahasa yang universal: bahasa keberanian dan profesionalisme. Ia menghancurkan stigma bahwa difabel hanya layak menerima belas kasihan, dan menggantinya dengan narasi bahwa difabel adalah tenaga kerja terampil dan produsen berkualitas.

Pemberdayaan UMKM bagi penyandang disabilitas seperti yang dilakukan Santi adalah kunci utama untuk mencapai kemandirian. Bukan lagi tentang 'memberi ikan', tetapi tentang 'mengajarkan memancing' di lautan bisnis yang penuh tantangan. Santi membuktikan bahwa dengan pendampingan yang tepat, teman-teman tuli mampu berbisnis, menghasilkan laba, dan yang terpenting: menghargai diri sendiri sebagai kontributor ekonomi yang sah.



Sebuah Pengakuan Bernama SATU Indonesia AWARDS 2024

Dampak nyata dari perjuangan Santi ini tentu tak luput dari perhatian. Setelah sebelumnya ia menerima berbagai penghargaan, puncaknya adalah ketika ia dinobatkan sebagai Penerima SATU Indonesia AWARDS 2024 untuk Kategori Kewirausahaan.
Bagi saya, penghargaan ini adalah validasi bahwa kerja keras yang tulus dan visi yang inklusif akan selalu menemukan jalannya. SATU Indonesia Awards dari Astra bukan sekadar piala atau uang tunai; ini adalah pengakuan nasional yang mengangkat derajat perjuangan Santi dan, secara tidak langsung, semua komunitas difabel di Indonesia, termasuk Pejuang Mimpi Indonesia.
Penghargaan ini menegaskan bahwa model pemberdayaan UMKM yang dipimpin oleh Santi Setyaningsih adalah cetak biru yang sukses, selaras dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), khususnya dalam menciptakan Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDG 8) serta mewujudkan Pendidikan Berkualitas (SDG 4) yang inklusif.
Ketika saya mendengar kabar kemenangan Santi, hati saya tergerak. Saya tahu, ini adalah pesan kuat bagi seluruh orang tua dan penyandang disabilitas di luar sana: Mimpimu Valid. Keterbatasanmu adalah modal unik.


Tuli Lancang Kuning ( KUTILANG)

Mengambil Pelajaran dari Sang Lentera

Di Pejuang Mimpi Indonesia, kami terus berupaya membuka jalan bagi saudara-saudara difabel kami. Kami mengajarkan skill, membangun jejaring, dan yang terpenting, menumbuhkan rasa percaya diri. Kisah Santi Setyaningsih menjadi lentera baru bagi kami.
Saya belajar dari Santi bahwa kepemimpinan inklusif harus lahir dari hati yang paling memahami perjuangan. Sebagai teman tuli, ia tahu persis apa yang dibutuhkan komunitasnya. Ia tidak menunggu bantuan datang; ia menciptakan solusi dan menjadikannya sebuah model bisnis yang berkelanjutan.
Kepada teman-teman difabel di seluruh Indonesia, khususnya teman-teman tuli: Pandanglah Santi. Ia adalah bukti bahwa di tengah keheningan, kita bisa merayakan suara hati dan tindakan yang lantang. Suara yang jauh lebih kuat dari ribuan kata yang terucap.
Kepada masyarakat luas dan para pelaku bisnis: Mari kita renungkan. Berapa banyak potensi hebat yang tersembunyi hanya karena kita belum menyediakan ruang yang ramah dan inklusif? Pemberdayaan UMKM difabel bukan hanya tentang amal, tetapi tentang investasi pada sumber daya manusia yang gigih dan berkarakter.
Santi Setyaningsih telah membuktikan, keterbatasan hanya ada dalam pikiran kita. Ia telah melampaui batas sunyi, dan kini, ia mengajak kita semua untuk turut serta membangun mimpi Indonesia yang benar-benar setara.
Mari kita dukung terus langkah-langkah inklusif seperti Creativeable Project Yogyakarta. Karena pada akhirnya, keberagaman dan inklusi adalah kekuatan terbesar bangsa kita. #APA2025-ODOP/PLM/BLOGSPEDIA


0

Kamis, 24 April 2025

Direktur Operasional Brawijaya Multi Usaha, Memberikan Sambutan Pada Peresmian Brawijaya Mart (Dok/Ririn Astuti)

Malang, 22 Oktober 2025 — Semangat Kartini kembali menyala lewat aksi nyata di tengah masyarakat. Perempuan Punya Karya Chapter Jawa Timur berkolaborasi dengan Brawijaya Multi Usaha dalam memperingati Hari Kartini dengan cara yang istimewa: merangkul anak-anak disabilitas dari Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia dalam peresmian Brawijaya Mart dan perayaan Anniversary ke-1 komunitas ini.

Bentuk Dukungan Perempuan Punya Karya terhadap Anak-anak Difabel Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia (Dok/Ririn Astuti)


Berlokasi di Kampus Universitas Brawijaya kawasan Dieng, acara dibuka langsung oleh Direktur Operasional Brawijaya Multi Usaha, Bapak Didik Huswo Utomo, Ph.D, bersama General Manager Griya Brawijaya, Ibu Aria Fikriyah, S.TP, M.AP. Dalam sambutannya, mereka menegaskan bahwa hadirnya Brawijaya Mart adalah wujud komitmen dalam meningkatkan pelayanan bagi civitas akademika dan masyarakat sekitar.

Dengan tema Empowering Beauty in Inklusifity, panggung hari itu jadi milik para talenta istimewa. Anak-anak dari Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia tampil luar biasa dengan busana ecoprint rancangan siswa siswi SMK Kartika IV. Busana ini menggunakan kain ecoprint buatan para penyandang difabel di Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia. Koleksi busana ecoprint yang mereka kenakan bukan cuma indah, tapi sarat makna dan kolaborasi. Tak hanya itu, mereka juga unjuk kebolehan dalam seni Qiroati yang bikin suasana makin haru sekaligus membanggakan.


Pembacaan Ayat Suci Alquran Oleh Ananda Rafa dan Pandega (Dok/Putri)

Salah satu highlight acara adalah kehadiran Bapak Taufiq Saguanto, seniman yang dikenal mampu menyulap barang bekas jadi karya seni bernilai jual tinggi. Di momen ini, beliau memberikan workshop daur ulang perca kain menjadi cangkir estetik—seru, edukatif, dan pastinya eye catching Semua peserta dibuat kagum dengan betapa kreatifnya proses tersebut.

Ibu Amalia, salah satu tokoh penggerak komunitas Perempuan Punya Karya, menyampaikan rasa bangganya terhadap semangat luar biasa anak-anak disabilitas dan para ibu pendamping. “Mereka adalah Kartini masa kini yang mengajarkan kita arti gigih, kuat, dan pantang menyerah,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Brawijaya Mart sendiri resmi dibuka sebagai minimarket kekinian yang menyajikan berbagai kebutuhan harian mahasiswa—dari makanan, sembako, hingga sempol dan es krim favorit anak kos. Sekaligus, acara ini juga menjadi momentum pembukaan rusunawa khusus mahasiswa yang akan memberi kenyamanan dan kemudahan akses hunian selama studi di UB Dieng.

Antusiasme civitas akademika Universitas Brawijaya sangat terasa sepanjang acara. Apresiasi positif terus mengalir untuk para peserta, panitia, hingga pengisi acara. Hari itu bukan cuma tentang peringatan Kartini, tapi tentang perayaan keberagaman, kolaborasi, dan semangat inklusivitas yang jadi energi perubahan.


0

ASUS OLED WRITING Competition

atau

Intellifluence

Intellifluence Trusted Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Part of BloggerHub

Total Absen


Pengikut